Mengungkap Fakta dan Risiko Obsessive Love Disorder
Bucin, singkatan dari “Budak Cinta,” seringkali menjadi candaan di kalangan muda-mudi. Namun, apakah benar bahwa obsesi dalam cinta dapat berpotensi berbahaya? Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam mengenai gejala Obsessive Love Disorder (OLD) dan risiko yang terkait, serta bagaimana membedakan antara cinta sehat dan obsesi.
Pengantar
Dilansir dari Healthline, OLD adalah gangguan psikologis yang ditandai dengan sikap posesif, pembatasan terhadap pasangan, dan keinginan melindunginya seolah-olah pasangan adalah objek berharga yang harus dijaga dengan sangat ketat.
Gejala dan Risiko Obsessive Love Disorder
“Lho, bukannya perhatian dan protektif itu bagus?” Ternyata, meskipun kedengarannya positif, perilaku ini bisa berubah menjadi ancaman, kekerasan verbal, hingga pengendalian penuh terhadap hidupmu. Orang dengan OLD juga cenderung mengalami waham atau delusi, melihat pasangan sebagai satu-satunya yang tidak bisa digantikan oleh siapa pun, bahkan bersedia melakukan tindakan berisiko demi melindunginya.
Kaitan dengan Erotomania dan Sasaeng
Fakta seputar budaya pop menunjukkan bahwa fans sasaeng, yang mengikuti artis dengan penuh obsesi, mengalami erotomania. Mereka meyakini bahwa artis memiliki perasaan khusus pada mereka. Hubungan erotomania dengan OLD sangat erat, dengan erotomania sebagai delusi paranoid yang melibatkan perilaku menguntit, mengirim pesan rahasia, bahkan pelecehan terhadap tokoh publik tersebut.
Perbedaan Hubungan Sehat dan Obsesi “Cinta Sampai Mati”
Hubungan yang sehat, menurut Psychology Today dan Good Therapy, melibatkan kepercayaan, komunikasi, penyelesaian konflik yang adil, kesabaran, empati, apresiasi, fleksibilitas, keuletan, memberikan ruang untuk bertumbuh, realisme, serta saling menghargai dan menghormati pasangan. Dengan memahami perbedaan ini, kita dapat menghindari jebakan obsesi.
Membedakan Cinta Sejati dan Obsesi
Cinta sejati selalu mempertimbangkan kebaikan pasangan, bukan menjadikannya objek pemilik. Penting untuk mengingat bahwa pasanganmu dan dirimu adalah dua individu yang berbeda. Menggenggam kebebasannya bukan hanya merupakan tindakan mencintai, tetapi juga cara untuk menjaga kesehatan hubungan.
Kesimpulan
Cinta sampai mati mungkin terdengar romantis, namun kita harus berhati-hati apakah itu sejalan dengan mengagungkan penderitaan emosional terhadap pasangan. Penting untuk mengenali gejala OLD dan mengutamakan hubungan yang sehat.
Untuk membantu mereka yang mungkin mengalami kesulitan dalam mengelola emosi dan obsesi cinta, kami mengajak Anda untuk menjelajahi sesi hipnoterapi di pusathipnoterapi.com. Bersama-sama, mari kita membangun hubungan yang sehat dan memahami batas antara cinta sejati dan obsesi.